Obsessive Compulsive Disorder ( OCD )

October 26, 2009 at 12:20 am (Info, Kuliah, Sok Tau, Task of Psychology)

merupakan kelanjutan dari postingan mengenai General Anxiety Disorder…maka Obsessive Compulsive Disorder juga masih berada pada kategori anxiety disorder. Adapun penjelasan yang didapat semasa kuliah Psikologi Abnormal adalah sebagai berikut…

Definisi
Obsesi adalah pikiran, impuls,dan citra yang mengganggu dan berulang yang muncul dengan sendirinya serta tidak dapat dikendalikan, walaupun demikian biasanya tidak selalu tampak irasional bagi individu yang mengalaminya. Secara klinis, obsesi yang paling banyak terjadi berkaitan dengan ketakutan akan kontaminasi , ketakutan mengekspresikan impuls seksual atau agresif, dan ketakutan hipokondrial akan disfungsi tubuh (Jenike, Baer,&Minichiello,1986). Obsesi juga dapat berupa keragu-raguan ekstrem, prokrastinasi, dan ketidaktegasan.
Kompulsi adalah perilaku atau tindakan mental repetitif yang mana seseorang merasa didorong untuk melakukannya dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan pikiran-pikiran obsesif atau untuk mencegah terjadinya suatu bencana. Aktivitas tersebut tidak berhubungan secara realistis dengan tujuan yang ada atau jelas berlebihan. Frekuensi pengulangan suatu tindakan, fisik atau mental, dapat luar biasa tinggi. Kompulsi sering dianggap oleh pelaku sebagai sesuatu yang tidak berasal dari dirinya (ego distonik). Stern dan Cobb (1978) menemukan bahwa 78% dari sampel individu kompulsif memandang ritual mereka sebagai “cukup bodoh atau aneh” walaupun mereka tidak mampu menghentikannya.
Jadi, gangguan obsesif kompulsi merupakan suatu gangguan anxietas di mana pikiran dipenuhi dengan pemikiran yang menetap dan tidak dapat dikendalikan dan individu dipaksa untuk terus-menerus mengulang tindakan tertentu, menyebabkan distress yang signifikan dan mengganggu keberfungsian sehari-hari.

Symptom :
Berdasarkan PPDGJ-III :
Gejala primer kecemasan harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut atau merupakan sumber distres atau gangguan aktivitas. Gejala-gejala tersebut meliputi :
1.Harus dikenal atau disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri individu sendiri.
2.Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita.
3.Pikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut di atas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau kecemasan tidak dianggap sebagai kesenangan sepert dimaksud diatas).
4.Pikiran, bayangan atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan.

Etiologi
1. Teori Psikoanalisis
Dalam teori psikoanalisis,obsesi kompulsi dipandang sebagai hal yang sama, yang disebabkan oleh dorongan instingtual, seksual, atau agresif yang tidak dapat dikendalikan karena toilet training yang terlalu keras. Yang bersangkutan kemudian terfiksasi pada tahap anal. Simtom-simtom yang muncul dianggap mencerminkan hasil perjuangan antara id dan mekanisme pertahanan.
Alfred Adler memandang gangguan obsesif kompulsif sebagai akibat dari rasa tidak kompeten. Dia percaya bahwa ketika anak-anak tidak didorong untuk mengembangkan suatu perasaan kompeten oleh orang tua yang sangat memanjakan atau sangat dominan, mereka mengalami kompleks inferioritas dan secara tidak sadar dapat melakukan ritual kompulsif untuk menciptakan suatu wilayah dimana mereka dapat menggunakan kendali dan merasa terampil. Adler berpendapat bahwa tindakan kompulsif memungkinkan seseorang sangat terampil dalam suatu hal, bahkan jika suatu hal itu hanya berupa posisi menulis di meja.
2. Teori behavioral dan kognitif
Teori behavioural menganggap kompulsi sebagai perilaku yang dipelajari yang dikuatkan oleh reduksi rasa takut (Meyer & Chesser,1970). Sebagai contoh, mencuci tangan secara kompulsif dipandang sebagai respon pelarian operant yang mengurangi kekhawatiran obsesional dan ketakutan terhadap kontaminasi oleh kotoran dan kuman. Sejalan dengan itu, pengecekan secara kompulsif dapat mengurangi kecemasan terhadap bencana yang diantisipasi pasien jika ritual pengecekan tersebut tidak dilakukan.
Pemikiran lain mengenai pengecekan secara kompulsif adalah bahwa hal itu disebabkan oleh defisit memori. Ketidakmampuan untuk mengingat suatu tindakan secara akurat (seperti mematikan kompor) atau membedakan antara perilaku aktual dan perilaku yang dibayangkan (“Mungkin saya hanya berpikir telah mematikan kompor”) dapat menyebabkan seseorang berulang kali melakukan pengecekan. Namun demikian, sebagian besar studi menemukan bahwa penderita OCD tidak menunjukkan defisit memori. Sebagai contoh, salah satu studi membandingkan pasien penderita OCD, gangguan panik, dan orang-orang normal pada tes mengenai informasi umum. Tidak ada perbedaan diantara ketiga kelompok dalam jumlah jawaban benar. Namun demikian, para pasien penderita OCD kurang yakin dengan jawaban mereka dibanding kelompok normal (Dar dkk.,2000). Dengan demikian, bila memori relevan dengan OCD, tampaknya hanya merupakan masalah keyakinan terhadap memori seseorang dan bukan memori itu sendiri.
Penjelasan kognitif mengenai OCD sama dengan penjelasan Adler. Dihipotesiskan bahwa OCD (sekurang-kurangnya perilaku kompulsif) didorong oleh kebutuhan yang tidak masuk akal untuk merasa kompeten, bahkan sempurna. Jika tidak demikian, orang yang bersangkutan merasa tidak berharga (McFall & Wollersheim, 1979). Teori kognitif yang lain menekankan pada asumsi-asumsi yang mendasari, misalnya keyakinan bahwa orang harus mampu mencegah bahaya bagi orang lain dan bahwa orang harus mampu mengendalikan pikiran-pikirannya (Salkovskis,1985)
3. Faktor Biologis
Encefalitis, cedera kepala, dan tumor otak diasosiasikan dengan terjadinya gangguan obsesif-kompulsif (Jenike,1986). Ketertarikan difokuskan pada dua area otak yang dapat terpengaruh oleh trauma semacam itu, yaitu lobus frontalis dan ganglia basalis, serangkaian nuklei sub-kortikal termasuk caudate, putamen, globus pallidus, dan amygdala. Studi pemindaian dengan PET menunjukkan peningkatan aktivasi pada lobus frontalis pasien OCD, mungkin mencerminkan kekhawatiran mereka yang berlebihan terhadap pikiran mereka sendiri. Untuk memberikan bukti yang mendukung pentingnya dua bagian otak yang telah disebutkan sebelumnya, Rauch dkk.(1994) menstimulasi simtom-simtom OCD dengan memberikan stimuli yang dipilih secara khusus pada para pasien, seperti sarung tangan kotor oleh sampah atau pintu tidak terkunci. Aliran darah di otak meningkat pada daerah frontalis dan beberapa daaerah ganglia basalis. Para pasien penderita OCD juga ditemukan memiliki putamen yang lebih kecil dibanding kelompok kontrol. (Rosenberg dkk,1997).

Terapi Gangguan Obsesif-Kompulsif
Gangguan Obsesif kompulsif merupakah salah satu masalah psikologis yang paling sulit ditangani. Para pasien OCD jarang memperoleh kesembuhan. Walau berbagai macam intervensi dapat mengakibatkan perbaikan signifikan, kecenderungan obsesif kompulsif tetap ada hingga suatu titik tertentu, walaupun dalam kontrol yang lebih besar dan dengan penampakan yang lebih sedikit dalam gaya hidup pasien (White & Cole,1990). Berikut adalah beberapa jenis terapi yang digunakan :
1.Terapi Psikoanalisis
Terapi psikoanalisis untuk obsesif kompulsif mirip dengan fobia dan kecemasan menyeluruh, yaitu mengangkat represi dan memberi jalan pada pasien untuk menghadapi hal yang benar-benar ditakutkannya. Karena pikiran yang menggangu dan perilaku kompulsif melindungi ego dari konflik yang ditekan, serta, keduanya merupakan target yang sulit untuk intervensi terapeutik, dan prosedur psikoanalisis serta psikodinamika terkait tidak efektif untuk menangani gangguan ini (Esman,1989). Salah satu pandangan psikoanalisis mengemukakan hipotesis bahwa keragu-raguan yang tampak pada sebagian besar penderita obsesif-kompulsif berasal dari kebutuhan terhadap kepastian benarnya suatu tindakan sebelum tindakan tersebut dilakukan (Salzman,1985). Dengan demikian, pasien harus belajar untuk mentoleransi ketidakpastian dan kecemasan yang dirasakan semua orang seiring mereka menghadapi kenyataan bahwa tidak ada sesuatu yang pasti atau dapat dikendalikan secara mutlak dalam hidup ini. Fokus akhir dalam terapi tetap berupa insight atas berbagai penyebab simtom yang tidak disadari.
2.Pendekatan Behavioral: Pemaparan dan Pencegahan Ritual (ERP-Exposure and Ritual prevention)
Pendekatan behavioral yang paling banyak digunakan,dinilai cukup efektif bagi lebih dari separuh pasien penderita OCD dan diterima secara umum untuk ritual kompulsif, dalam metode ini (kadang disebut flooding) seseorang memaparkan dirinya pada situasi yang menimbulkan tindakan kompulsif, kemudian menghindari untuk tidak melakukan ritual yang biasa dilakukannya. Asumsinya adalah bahwa ritual tersebut merupakan penguatan negatif karena mengurangi kecemasan yang ditimbulkan oleh suatu stimulus atau peristiwa dalam lingkungan. Mencegah seseorang melakukan ritual akan memaparkannya pada stimulus yang menimbulkan kecemasan sehingga memungkinkan terhapusnya kecemasan tersebut. Kadangkala pemaparan dan pencegahan ritual ini dilakukan melalui imajinasi, terutama jika tidak memungkinkan untuk melakukannya secara nyata, contohnya, bila seseorang percaya bahwa ia akan sakit parah apabila tidak melakukan ritual tertentu.
3.Terapi Perilaku Rasional Emotif
Beberapa bukti mendukung efektivitas terapi perilaku rasional emotif untuk mengurangi OCD (a.l., Emmelkamp & Beens,1991). Pemikirannya adalah membantu pasien menghapuskan keyakinan bahwa segala tindakan yang mereka lakukan harus mutlak memberikan hasil sempurna. Terapi kognitif dari beck dapat bermanfaat (Van Oppen dkk.,1995). Dalam pendekatan ini, pasien didorong untuk menguji ketakutan mereka bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi jika mereka tidak melakukan ritual kompulsif. Jelaslah, bagian ini tidak terpisahkan dalam terapi kognitif semacam itu adalah pemaparan dan pencegahan respon (atau ritual), karena untuk mengevaluasi apakah tidak melakukan ritual kompulsif akan memberikan konsekuensi yang mengerikan, pasien harus menahan diri untuk tidak melakukan ritual tersebut
4.Penanganan Biologis
Obat-obatan yang menigkatkan level serotonin, seperti SSRI dan beberpa tricyclic, merupakan penangan biologis yang paling sering diberikan kepada pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif. Kedua kelompok obat-obatan tersebut telah memberikan hasil yang menguntungkan, walaupun perlu dicatat bahwa suatu kajian terhadap penanganan farmakologis oleh dua psikiater merendahkan pentingnya ERP sebagai pendekatan baris pertama (Rauch&Jenike,1998) . Beberapa studi menunjukkan bahwa antidepresan trycilic kurang efektif dibandingkan ERP (balkom dkk.,1994), dan suatu studi terhadap antidepresan menunjukkan perbaikan ritual kompulsif hanya pada pasien OCD yang juga menderita depresi (Marks dkk.,1980). Dalam studi lain, manfaat antidepresan trycilic bagi OCD ternyata hanya berjangka pendek;penghentian obat ini memicu 90 persen tingkat kekambuhan, jauh lebih tinggi daripada pencegahan respon (pato dkk.,1988). Diatas segalanya gambaran mengenai efektivitas antidepresan trycilic tidak pasti. Penelitian menunjukkan bahwa penghambat pengembalian serotonin, seperti fluoxetin (Prozac), menghasilkan perbaikan lebih besar bagi pasiien OCD dibanding placebo atau trycilic (Kronig dkk.,1999). Tetapi ternyata simtom-simtom akan terjadi kembali jika pemakaian dihentikan.

Peningkatan teknologi dalam pengukuran berbagai aspek aktivitas otak mendorong para peneliti untuk mencari perubahan otak yang disebabkan oleh intervensi terapeutik. Salah satu studi yang pantas dicatat membandingkan fluoxetine (Prozac) dengan pemaparan nyata plus pencegahan reapon dan menemukan bahwa perbaikan kondisi OCD yang dihasilkan oleh kedua terapu tersebut diasosiasikan dengan perubahan yang sama dalam fungsi otak, yaitu,berkurangnya aktivitas metabolik dalam caudata nucleus kanan, dimana aktivitas yang berlebihan dikaitkan dengan OCD (Baxter dkk.,1992). Hanya pasien yang secara klinis mengalami perbaikan kondisi menunjukkan perubahan aktivitas otak tersebut sebagaimana terukur oleh pemindaian PET. Penemuan semacam itu menunjukkan bahwa berbagai terapi yang benar-benar berbeda dapat berhasil karena alasan yang sama, karena berbagai terapi tersebut menggunakan cara yang berbeda untuk mempengaruhi faktor-faktor yang sama pada otak.

Permalink 4 Comments

General Anxiety Disorder (GAD)

October 25, 2009 at 10:31 pm (Info, Kuliah, Sok Tau, Task of Psychology)

TUGAS MATA KULIAH PSIKOLOGI ABNORMAL
“DEFINISI, SYMTOMPS, ETIOLOGY, TERAPI DARI GAD”

General Anxiety Disorder (GAD)

Definisi :
GAD merupakan salah satu kecemasan yang dikarakteristikkan dengan adanya kecemasan yang tidak terkontrol, irasional, terus-menerus, kuat mengenai hal-hal dalam kehidupan sehari-hari, dimana hal-hal tersebut dicemaskan secara berlebihan atau tidak sewajarnya mencemaskan hal-hal tersebut secara berlebihan. Gangguan ini ditandai dengan kecemasan yang persisten yang tidak dipicu oleh suatu objek, situasi atau aktifitas yang spesifik.
Kecemasan seringkali mengganggu aktifitas kehidupan sehari-hari dan mengganggu fungsi seseorang sebagai seorang individu. Kecemasan tersebut meliputi kecemasan secara berlebihan dan ekstrim mengenai permasalahan tertentu, seperti keuangan, keluarga, permasalahan dan juga pekerjaan. Dan mayoritas penderitanya adalah wanita dan gangguan ini termasuk gangguan yang stabil yang umumnya mucul saat masa remaja dan berlangsung terus sepanjang hidup (Rapee,1998).
GAD sering ada bersamaan (comorbid) dengan gangguan lain, seperti depresi, agoraphobia dan obsesif kompulsif.

Symptom :
Ciri terkait meliputi (APA, 2002) :
1. Perasaan tegang, was-was atau khawatir
2. Mudah lelah
3. Kesulitan dalam berkonsentrasi atau mudah untuk berpikiran kosong
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
6. Adanya gangguan tidur (sulit tidur atau tidur yang gelisah )

Symtops General Anxety Disorder berdasarkan PPDGJ-III :
Gejala primer kecemasan harus berlangsung hampir setiap hari selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bulan, gejala tersebut meliputi :
1.Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dll..)
2.Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran dan tidak dapat santai)
3.Overaktivitas otonomik (kepala terasa rungan, berkeringat, takikardi, takikpne, keluhan epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dll..)
4.Pada anak-anak : Adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang.
5.Pada beberapa penderita ditemui adanya gangguan tidur, seperti sulit untuk tidur, sulit untuk terus tidur, atau tidur yang gelisah dan tidak memuaskan.

Etiology
Ada beberapa etiologi dalam terjadinya GAD, yaitu :
1.Etiologi Psikoanalisis
Bisa disebabkan pengalaman masa lalu yang tanpa disadari individu telah membuat individu menjadi trauma dan cemas berlebihan. Dengan kata lain, ada konflik – konflik tak sadar yang tetap tinggal tersembunyi dan merembes ke syaraf kesadaran.
2.Etiologi Kognitif
Adanya cara berpikir yang terdistorsi dan disfungsional, bisa meliputi beberapa hal seperti : prediksi berlebihan terhadap rasa takut, keyakinan yang self – defeating atau irasional, sensitiviras berlebihan terhadap ancaman, sensitivitas kecemasan, salah mengatribusikan sinyal – sinyal tubuh,serta self – efficacy yang rendah.
3.Etiologi Biologis
Faktor genetik (hereditas) berpengaruh dalam perkembangan kecemasan

Terapi
Terapi – terapi yang bisa digunakan dalam menangani GAD, antara lain :
1.Terapi Psikoanalisis
Membantu menemukan sumber konflik dan menyadarkan bahwa kecemasan klien itu merupakan simbolisasi dari konflik dalam (inner conflict)
2. Terapi Kognitif
Dapat dilakukan melalui cognitive restructuring (restrukturing kognitif). Terapi kognitif ini dapat dikembangkan menjadi terapi kognitif – behavioral dengan cara memadukan teknik – teknik behavioral seperti pemaparan dan teknik – teknik kognitif seperti restrukturing kognitif .
3. Terapi Biologis
Penggunaan obat – obat penenang dosis ringan pada penderita. Salah satu caranya adalah menggunakan SSRI dan obat – obatan tertentu. SSRI adalah kepanjangan dari Selective Serotonin Reuptake Inhibitors yang merupkan antidepresan yang mempengaruhi aktifitas kimiawi otak yang menghambat reabsorbsi serotonin di dalam otak. SSRI yang umumnya diberikan pada penderita GAD adalah : flouxetine (Prozac), paroxetine (Paxil) dan ecitalopram (Lexapro). Sedangkan untuk obat-obatan yang umumnya juga diberikan pada penderita GAD adalah Benzodiazepine yaitu perangsang yang cepat bereaksi, penggunaan obat jenis ini tidaklah dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang karena dapat menyebabkan ketergantungan (habit-forming). Benzodiazepine yang umumnya diberikan adalah : alprazolam (Xanax), chlorodiazepoxide ( Libirium).
Isu penting dalam terapi biologis adalah akan adanya kemungkinan kambuh pada ‘gangguan’ yang dialami penderita jika penggunaan obat dihentikan. Dan kalaupun terjadi perbaikan pada penderita, perbaikan itu sifatnya terjadi karena faktor klinis, bukan karena sumber daya penderita sendiri.

Permalink Leave a Comment

My Graduation @ 18th October 2009

October 20, 2009 at 1:26 pm (Graduation, Jejak Final Projectku, Kuliah)

Melanjutkan kisah saya sebelumnya ….. sedikit jepretan di wisuda kemaren, tepatnya hari minggu jam 8 pagi *molor sih, tanggal 18 Oktober 2009 bertempat di GOR Kampus C Universitas Airlangga Surabaya….

panasnya siang hari setelah acara berlangsung tak bisa menahan diri ini untuk berfoto2…hehehe ^^,




Permalink 2 Comments

.::My Great Day on Sept ’09::.

September 17, 2009 at 10:54 pm (Uncategorized)

PERTAMA-TAMA…KEDUA-DUA…DAN…KETIGA-TIGA…aku mengucapkan ALHAMDULILLAH HIRROBIL ALLAMMIN 100x…kepada Allah Swt…

karena…pada tanggal 17 SEPTEMBER 2009, lokasi RUANG SIDANG DEKANAT FAKULTAS PSIKOLOGI UNAIR, pukul 08.00-10.00…dengan dosen penguji Pak Seger (ketua dewan penguji yg jg mrupakan dekan fakultas), Bu Ira (sekertaris dewan penguji yg mrupakan dosen jebolan Ausie), dan Bu Yanti (anggota dewan penguji yg mrupakan dosen pembimbing skripsi)…dengan *pemandu sorak+penonton dan pengemar setia* temen dari Winna (Teblong n Corin) si Kuro telat datengx jd g bisa masuk ruang >.< btw Terima kasih teman2 tercinta…ur always be my best friends…always i hope…
Dan..dengan raut muka grogi,mata berkaca-kaca, dan telapak tangan mulai basah…

—–AKU DINYATAKAN LULUS—–
sejenak, ku diberi waktu bersyukur oleh pak Seger…air mata semakin jatuh deras ketika pak Seger memberikan ‘wejangan’ nasehat2 supaya nggak grogi,nervous,lebih PD,dan tantangan2 didunia kerja kelak…terima kasih pak atas motivasinya…

*tp kok revisinya lumayan bnyak ya…harus ngebut neh… >.< semangat!

*postingan ini blum selesai alias bersambung

Permalink 2 Comments

Analisis Kasus Disleksia – Reading Disorder

September 11, 2009 at 1:01 pm (Info, Kuliah, Sok Tau, Task of Psychology)

Tugas Mata Kuliah Kesbel (Kesulitan Belanjar) semester 6
Sumber Kasus : Di sini

Sebut saja namanya Denny, bocah berusia delapan tahun. Di sekolah, anak ini tidak hanya lincah, tetapi juga mudah bergaul dengan siapa saja. Namun Denny sering membuat ayah dan ibunya bingung karena tingkah-laku dan cara berpikir yang berbeda. Denny memiliki sikap pelupa, tidak suka membaca, sulit mengeja, dan lemah memahami konsep dalam subjek matematika dan sering tidak memahami apa yang dibacanya.
Orangtua Denny mendapat laporan dari guru bahwa anak itu sulit menghafal abjad, susah menghafal nama hari sesuai urutannya, dan sulit menulis. Abjad ditulisnya tidak sesuai dengan pembentukan benar. Dia juga sering keliru menulif huruf b dan d, p dan q. Huruf z, j, dan g, sering ditulis terbalik. Akhirnya Denny belum dapat membaca dengan lancar, meskipun sudah naik kelas. Tetapi di balik itu, dia fasih berbicara dan sering memberikan ide menarik. Ia lebih senang mendengar cerita yang dibacakan guru, dibanding membaca.

Suatu ketika ketika ditanya kenapa ia tidak mau membaca, Denny mengatakan saat membuka buku ia melihat huruf yang ada di dalamnya campur-aduk, sehingga kata-katanya tidak jelas. Akhirnya diketahui Denny mengalami disleksia.
Belajar dari pengalaman Denny, biasanya sebagian orangtua gemas ketika melihat anaknya lamban, terutama saat membaca dan menulis. Orangtua umumnya langsung mengklaim anaknya memiliki kekurangan inteligensia. Padahal ketika si anak kesulitan dengan kata-kata, baik saat membaca atau menulis, serta menerangkan sesuatu, kemungkinan si anak mengalami disleksia.

ANALISIS menurut penulis :
Dari kasus yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa Denny mengalami disleksia. Yang unik, sebagian besar penderita disleksia adalah kaum lelaki, seperti Denny. Disleksia merupakan salah satu bentuk dari Learning Disabilities (LD). Disleksia berasal dari bahasa Yunani, ‘‘dys’‘ yang artinya sulit, dan ‘‘lex’‘ yang berarti berbicara.

Disleksia tidak disebabkan oleh kelainan fisik ataupun mental, karena si penderita memiliki kemampuan intelegensi yang normal. Hanya saja, ia memiliki masalah yang berhubungan dengan kata dan simbol tulisan. Sehingga ia terus menerus melakukan kesalahan dalam membaca, menulis, mengeja dan terkadang matematika dan notasi musik. Bentuk klinis disleksia itu bermacam-macam, diantaranya sulit menyebut nama benda yang sangat sederhana, padahal anak itu mengenal betul benda tersebut seperti pensil, buku, sepatu dll. Gangguan lain bisa juga dalam kemampuan menulis huruf, misalnya “p” ditulis “q”, atau “d” ditulis “b”.
Disleksia tidak sama dengan penyandang cacat mental. Seorang anak yang mengalami disleksia murni, dalam arti mengalami suatu gangguan perkembangan spesifik pada tahap usia tertentu, dengan pertumbuhan otak dan sel otaknya yang sudah mulai sempurna, ia akan dapat mengatasi gangguan disleksianya.

Pada umumnya anak yang mendapat gangguan disleksia mempunyai tingkat intelegensi yang normal, bahkan ada yang mempunyai tingkat intelegensi di atas normal. Jadi jangan menganggap bahwa anak yang menderita gangguan disleksia itu berarti anak yang bodoh atau terbelakang. Yang terpenting ketika ditemukan disleksia pada seorang anak, berilah terapi sedini mungkin yang dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan Khusus utuk penderita disleksia yang disertai gangguan penyerta, dalam proses terapinya ditambah dengan terapi perilaku.

PENANGANAN :
Ada banyak hal yang dapat kita lakukan dalam menyikapi anak – anak yang mengalami disleksia. Karena disleksia bukanlah penyakit yang dapat sembuh dengan meminum obat-obatan, melalui metode belajar khusus, dukungan dan kesabaran orang tua maupun para pendidik, anak yang menderita disleksia akan dapat mengatasi kesulitan baca tulisnya sehingga ia lebih percaya diri dan termotivasi baik. Karena itu, orang tua maupun para pendidik sangat berperan dimana keduanya merupakan pihak sangat sering berinteraksi dengan anak – anak yang mengalami disleksia tersebut. Tatalaksana disleksia diarahkan pada kehidupan penderita. Pada anak yang masih kecil tatalaksana diarahkan pada perbaikan. Setelah anak semakin besar maka tatalaksana diarahkan pada proses adaptasi.

a. Orang Tua
Yang harus dilakukan orang tua adalah mengenali gangguan tersebut sejak dini dan membantu anak mengatasi kesulitan baca tulisnya, meskipun sayangnya, tak banyak orang tua yang dapat langsung mendeteksi gangguan disleksia pada anaknya sehingga label malas, susah berkonsentrasi bahkan bodoh diberikan kepada anaknya. Selain itu orang tua dapat memberikan umpan balik berupa reward kepada anaknya apabila anaknya telah mencapai suatu kemajuan dengan dapat mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

b. Pihak Pendidik
Anak dengan disleksia yang disekolahkan bersama dengan anak-anak normal dapat membuat mereka merasa “bodoh” sebab mereka tidak dapat keluar dari permasalahan itu. Selanjutnya mereka gagal naik kelas, menutup diri dan frustasi. Para pendidik ditekankan untuk mengidentifikasi ketidakmampuan belajar sedini mungkin, sehingga anak dapat diberikan pendidikan alternatif dan dapat menjadi anak yang berprestasi pula disekolahnya. Memang banyak anak-anak dengan disleksia dapat belajar dan diijinkan masuk di kelas reguler, namun mereka haruslah mendapatkan lingkungan yang baik dan mendukung, menyediakan pengajar yang mengerti dan ahli yang dapat memberikan intervensi.

Program intervensi yang diberikan merupakan faktor-faktor penting dalam membaca yaitu mengajarkan anak untuk memanipulasi fonem dengan huruf, memfokuskan instruksi pada satu atau dua jenis manipulasi fonem, pola pengajaran dalam kelompok kecil, dan instruksi yang sistematis dan eksplisit. Intervensi yang efektif akan mengajarkan anak untuk mengerti bagaimana huruf berhubungan dengan suara dari huruf tersebut serta pola mengeja, selain itu mereka harus diberi audiotaping saat belajar atau lembaran text, menggunakan flashcard atau kartu pengingat untuk mampelajari sesuatu yang baru, selalu tempatkan anak tersebut posisi depan bila dikelas sehingga pengajar dapat memantau dengan baik dan menggunakan komputer untuk mengeja dan memeriksa tata bahasanya.

Para penderita disleksia dapat diajarkan untuk mengikuti latihan seperti berdiri di atas papan bergoyang, melempar kantung dan mengayunkan bola selama sepuluh menit dua kali sehari. Kemampuan mereka memang mengalami peningkatan, terutama dalam hal membaca, sains dan matematika, subjek pelajaran yang kerap kurang mampu dipahami penderita disleksia

Permalink 2 Comments

Lifehouse – Chapter One

September 11, 2009 at 12:46 pm (Song)

All The Stars Are Out Tonight It Feels As Though I Might
Make Some Sense Out Of This Madness Will It Turn Out Right
Who’s To Say Where The Wind Will Blow

Time Will Tell Us If We’re Out Of Answers When It Stops
Climb Back Down To The Beginning
Take It From The Top
Who’s To Say Where The Wind Will Blow

What Happens When All Your Dreams Are Lying On The Ground
Do You Pick Up The Pieces All Around
And If The World Should Fall Apart Hold On To What You Know
Take Your Chances Turn Around And Go

All The Leaves Are Turning And The Sky Fades To Gray
Strange Our Life Coincides With The Seasons Of Today
Who’s To Say Where The Wind Will Blow

What Happens When Everything Is Lying On The Ground
Do You Pick Up The Pieces All Around

And If The World Should Fall Apart Hold On To What You Know
Take Your Chances Turn Around And Go

Carry On You Say
Bring The Best Of Today
All I See Is Struggling On The Way

Maybe When The Sun Crashes Through The Gray
I Can Find The Strength To Make It Through The Day
Through The Day

What Happens When All Your Dreams Are Lying On The Ground
Do You Pick Up The Pieces All Around

And If The World Should Fall Apart Hold On To What You Know
Take Your Chances Turn Around And Go
Take Your Chances Turn Around And Go

*Lagu ini yang selalu menemani saia selagi mengerjakan skripsi…it’s nice song…

Permalink Leave a Comment

Tips Sehat dan Fit Di Bulan Puasa

August 27, 2009 at 9:08 am (Uncategorized)

Bulan Ramadhan…bulan dimana saatnya umat muslim wajib menjalankan ibadah puasa,sunah untuk melakukan sholat tarawih,wajib berzakat bagi yg mampu dan alangkah baiknya membaca Al-Quran sebanyak-banyaknya kita membaca koran harian.Bulan ramadhan,bulan penuh pengampunan,penuh pengabulan,penuh hikmah,penuh rizki dan penuh hidayah..maka perbanyaklah beribadah dan beramal maka Allah pun juga tak akan segan memberi kenikmatan yang maha dahsyat pada kita..amin.
Selain kegiatan rohani yang ditingkatan,aktivitas sehari-hari pun jangan dilupakan.Jangan menjadikan ibadah puasa sebagai alasan untuk malas bekerja,kuliah,sekolah…Meskipun dalam bulan puasa ini aktivitas tidurpun menjadi ibadah,namun harus tetap sesuai porsinya karena Allah tidak suka hal yang berlebihan…

Buat yang nganggur dirumah ataupun yang full activities dibulan Ramadhan ini,saya ada tips untuk menjaga kesehatan dan agar anda tetap bersemangat untuk beraktivitas :
1. Lakukan aktivitas seperti biasa dengan diawali senyum,karena senyum itu ibadah ^^.
2. Disaat sahur dan berbuka puasa tiba,hendaknya mengkonsumsi sayur dan buah lebih baaannyyaak…selain untuk membuat tubuh tetap fit, sayur dan buah juga bisa meminimalisasikan bau mulut sewaktu puasa,lbih baik jika kita menggunakan mouthwash setelah menyikat gigi…*menurut artikel di majalah @.@
3. Biasanya dipagi hari kita merasa kembung atau mual ketika bgun tidur…maka sebaiknya setelah makan sahur jangan tidur lagi karena mungkin makanan yg kita makan belum mengalami proses penceranaan yg baik, jadi tunggulah waktu sholat subuh,dan lakukan aktivitas pagi misalnya olahraga ringan,menyirami tanaman,membaca,nonton tivi juga boleh deh…meski mungkin akan menimbulkan rasa mengantuk yg sangat di siang hari ^^. Kalo terasa ngantuk berwudhulah…ato lakukan aktivitas lain yg menyenangkan…kalo saya sih mending nonton dvd…
4. Beristirahatlah yang cukup…tidur siang misalnya dari jam 2 siang dan bangun jam 4sore.Atau untuk yang dikantor,bisa sedikit mengalihkan perhatian dgn mengobrol (*tp g blh ngomongin org lho), tidur sejenak jika memungkinkan, berselancar didunia maya (*kan bs mobile)..ya seengaknya si bos bisa maklum kan di bulan puasa gini :p
5. Selama bulan puasa hendaknya mengkonsumsi banyak makanan yg menggandung AIR,minumlah air putih min 2L per hari,makanlah yg manis-manis saat berbuka,kurangi makan makanan yang pedas dan asam…Air putih sangat membantu kita lho dalam puasaan gini,coba aja deh. ^^ *saya sih AirPutihHolic 😀
6. Jangan lupa : sholat 5 waktu, tarawih, beramal zakat, membaca Al-Quran, hindari perbuatan makziat, dan perbanyak ibadah *sedang menempuh proses perbaikan diri untuk mendekatkan diri padaNYA..

Sedikit tips diatas moga bisa jadi masukan,dan membantu anda dlm berpuasa…Semoga puasa kita diterima oleh Nya…amin..
.::SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA::.

Permalink 4 Comments

Sinopsis Film : The Curious Case of Benjamin Button

August 26, 2009 at 11:42 am (Film)

Cerita dimulai di sebuah rumah sakit New Orleans, pada bulan Agustus 2005, Orang tua Daisy di bangsal tempat tidur rumah sakit dengan anaknya Caroline. Daisy memulai cerita yang bernama clockmaker Gateau (Koteas) yang biasa di panggil Mr. Cake yang bertugas untuk membuat sebuah jam di stasiun kereta api di New Orleans. Setelah menerima berita kematian anaknya dimedan perang, dia bekerja siang dan malam hanya untuk jam saja, dengan sengaja dia merancang untuk waktunya mundur kebelakang, dengan harapan bahwa mereka akan membawa kembali orang – orang yang meninggal dalam perang.

Lalu Daisy meminta Caroline untuk membacakan dari buku harian yang berisi foto dan kartu pos yang ditulis oleh Benjamin Button ( Brad Pitt ). Caroline mulai membaca cerita sebagai transisi ke Benjamin sebagai titik cerita utama.

Suatu hari, pada tanggal 11 November 1918, orang dari New Orleans merayakan akhir Great War. Kemenangan dari Perang Dunia I, ada bayi laki – laki yang lahir dengan tampilan fisik seperti seorang lelaki berusia 80 tahun-an. Ibu bayi tersebut meninggal sesaat setelah melahirkan dan ayahnya ( Thomas Tombol ) membawa bayi itu dan meninggalkannya disebuah rumah panti jompo. Queenie ( Henson ) dan Tizzy ( Ali ), Pasangan Afrika dan Amerika yang bekerja di panti jompo, yang menemukan bayi itu. Berhubung Queenie tidak bisa mengandung, dia memutuskan untuk membawa bayi dan dianggap sebagai anaknya sendiri. Lalu diberi nama Benjamin.

Di cerita ini, Benjamin mulai tumbuh secara fisik lebih tua tetapi umur yang muda, lalu sekitar tahun 1930, disaat dia masih seperti umur 70 tahun-an, dia bertemu dengan seorang gadis muda bernama Daisy ( Fanning ),dia tinggal bersama neneknya di panti jompo. Disitu dia bermain bersama dan mendengarkan Daisy dari nenek membaca dari cerita Hikayat.

Beberapa tahun kemudian Benjamin bekerja di sebuah kapal penarik di dermaga New Orleans bersama Kapten Kapal Mike ( Jared Harris ). Mereka dalam waktu luang, kapten yang membawa dia ke hotel dan bar. Dan tentu saja permainan para pria dengan wanita nakal … Lokalisasi. Karena sang kapten kapal tidak percaya bahwa Benjamin tidak pernah bersama wanita sampai umur setua itu. Padahal Benjamin masih sangat muda tetapi fisik yang tua. Lalu untuk pertama kali nya, dia bertemu dengan Thomas Tombol, tetapi dia tidak memperlihatkan bahwa dia ayah dari Benjamin. Lalu, Benjamin meninggalkan New Orleans bersama awak kapal penarik untuk jangka panjang dalam perjanjian kerja. Oh iya, Sebelum meninggalkan New Orleans, Benjamin membuat janji dengan Daisy untuk menulis surat dan mengirim foto apabila Benjamin singgah di suatu tempat.

Suatu ketika di Rusia, Benjamin bertemu seorang wanita Inggris yang bernama Elizabeth Abbott ( Tilda Swinton ) dan akhirnya Benjamin jatuh cinta. Tetapi sayangnya Elizabeth sudah menikah dengan seorang mata – mata pemerintah Inggris. Suatu hari, pada tanggal 8 Desember 1941, saat hari serangan Pearl Harbor, Elizabeth menghilang dan meninggalkan Benjamin. Lalu meninggalkan catatan di balik pintu hotel dimana Benjamin tinggal dan isinya: “It was nice to have met you.”

Lalu Benjamin dan Kapten Mike beserta awak kapal berangkat Perang Dunia II. Tetapi tragisnya kapten kapal dan beserta awak lainnya tewas tertembak oleh kapal selam milik dari Jerman di Samudera Atlantik. Lalu Benjamin diselamatkan oleh tentara Laut Amerika Serikat.Di atas kapal, Benjamin melihat keanehan yang mana ada Capung ditengah laut yang terbang hingga sejauh sampai tengah samudera yang melambangkan semangat kapten kapal Mike yang masih hidup di hati Benjamin. Saya saja tertawa dan bahagia ketika kapten Mike tertembak, kata2 – nya bilang tembakannya telah merusak keindahan tatonya.Disitulah Benjamin melihat kematian dengan cara yang berbeda yang berbeda dengan kejadian di rumahnya ( Panti Jompo ) yang mana kematian nya lebih alami.

Tahun 1945, Benjamin kembali ke New Orleans dan kembali bertemu dengan Thomas Tombol yang sekarat. Thomas akhirnya mengatakan ke Benjamin bahwa dia ayah kandungnya dan berniat memberikan seluruh aset kekayaannya ke Benjamin, termasuk rumah dan keluarga Tombol pabrik. Lalu seketika Benjamin berubah menjadi orang kaya.

Disatu sisi, Daisy menjadi penari sukses di New York City. Daisy mencoba untuk merayu Benjamin tetapi dia menolak. Ketika Benjamin melakukan perjalanan ke New York untuk memenuhi undangan Daisy. Tetapi nasib berkata lain, Daisy telah jatuh cinta dengan teman seprofesinya. Kemudian, Daisy mengalami kecelakaan pada saat tour wisata di Paris. Seketika, karir tari baletnya berhenti total karena kakinya patah. Benjamin menerima berita itu dari salah satu temannya dan segera melakukan perjalanan ke Paris mencari Daisy. Daisy berkomentar untuk pertama kalinya setelah melihat Benjamin adalah “Anda Sempurna” yang berubah menjadi sosok orang yang muda, Tetapi Daisy berubah dan ingin Benjamin keluar dari hidupnya karena Daisy tidak ingin dilihat kondisinya saat itu oleh Benjamin. Kemudian Daisy menjalani terapi agar bisa berjalan kembali.

Pada tahun 1962, Benjamin kembali ke New Orleans dan bertemu dengan Daisy lagi. Mereka jatuh cinta kembali karena posisi mereka menjadi seumuran. Kemudian Benjamin menjual rumahnya yang diwariskan oleh Thomas Tombol dan pindah ke sebuah apartemen duplex dengan Daisy. Daisy memulai sebuah studio tari balet untuk anak – anak perempuan. Namun, setelah beberapa tahun kemudian, Benjamin berkembang tambah muda sedangkan Daisy tumbuh menjadi tua, dan saat itu Daisy melahirkan seorang bayi perempuan, bernama Caroline. Tetapi Benjamin merasa pesimis dan percaya tidak bisa menjadi “ayah” karena dia terus menjadi muda dan memutuskan meninggalkan Daisy dan meninggalkan harta benda dan aset untuk Daisy dan Caroline.

Sewaktu membaca ini, Caroline baru menyadari bahwa ayah sebenarnya adalah Benjamin. Saat itu juga, Caroline menjadi bingung kenapa membutuhkan waktu yang lama untuk memberitahukan. Tetapi pada akhirnya menemukan bahwa dia adalah Benjamin yang mengirim kartu pos saat Caroline setiap ulang tahun.

Benjamin menjadi lebih muda dan melakukan perjalanan ke berbagai negara di seluruh dunia. Pada tahun 1980, dia kembali sekali lagi, seperti umur 25 tahun dia bertemu lagi di Daisy studio tari. Pada saat itu Daisy telah menikah dengan seorang duda dan saat itu Caroline berumur 12 tahun. Daisy memperkenalkan suaminya dengan Benjamin dan anak perempuannya sebagai teman lama keluarga. Daisy kemudian bertemu dengan Benjamin secara pribadi di hotel dan berbagi semangat mereka untuk satu sama lain. Saat itu, Daisy menjadi sangat tua untuk Benjamin. Tetapi Benjamin terus tumbuh sampai muda dan ke tahap proses remaja. Lalu Daisy pindah ke rumah sakit swasta di mana Benjamin dibesarkan dan bertemu dengan Benjamin, alangkah terkejutnya bila saat itu Benjamin seperti umur 8 tahun. Dan dengan sabarnya Daisy merawat Benjamin seperti anaknya sendiri.

Pada tahun 2002, jam kereta itu ditutup. Lalu setelah itu pada musim semi tahun 2003, Benjamin yang berubah menjadi seorang bayi meninggal di pelukan Daisy. Kemudian Daisy mengatakan untuk melihat kedua bola matanya yang dia ingat., tahun 2005, dikamar rumah sakit itu, Caroline ingin mengecek kondisi terakhir akibat badai Topan Katrina, Karena cerita di buku diary telah selesai. Caroline meninggalkan Daisy sendirian, setelah ingin melihat Benjamin untuk terakhir kalinya dan melihat Capung terbang di dekat jendela ( seperti Benjamin melihat waktu di tengah samudera Atlantik ) merupakan simbol roh setelah kematian. Daisy meninggalkan dunia untuk selama – lamanya.

Film dengan durasi waktu 2 jam 47 menit merupakan film yang sangat panjang tetapi penuh dengan filosofi kata yang mengandung arti yang dalam. Saya langsung mengacungkan jempol “Two Thumbs” untuk film ini. Film ini diperankan oleh Brad Pitt, Cate Blanchett, Jason Flemyng, Taraji P. Henson, Julia Ormond dan disutradarai oleh David Fincher. Dengan Genre film Comedy, Drama, Romance, Science Fiction/Fantasy and Adaptation. Oh iya… Pesan yang disampaikan sangat lah besar seperti waktu yang telah berputar tidak dapat kembali lagi, apakah arti kehidupan dan makna cinta sejati dan masih banyak pesan yang disampaikan.

Permalink 1 Comment

.::Marhaban Ya Ramadhan::.

August 22, 2009 at 5:13 pm (Uncategorized)

Terima kasih ya Allah…karena telah Kau berikan kami waktu dan kesempatan untuk menikmati bulan suciMu bulan Ramadhan…Semoga Engkau masih memberikan kami semua kesempatan untuk memperoleh hari Kemenangan Mu…Idul Fitri…
Meskipun agak telat,untuk menyambut bulan Ramadhan ini…si penakut meow mengucapkan Mohon maaf lahir batin ya…semoga amal ibadah kita dibulan penuh rahmat ini diterima oleh Allah SWT…AMIN…
SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA…

Permalink Leave a Comment

Happy B’day to Me

July 16, 2009 at 12:05 pm (Saia)

Happy b’day to me
Happy b’day to me
Happy b’day Happy b’day Happy b’day to me *sambil nyanyi dikamar mandi

Resolusi untuk umur baru ini : To Be Better

Permalink 4 Comments

« Previous page · Next page »